
BERDAMAI DENGAN TAQDIR
By: Jiddah Zainab
Perputaran hidup manusia adalah haq nya Allah SWT. Bagai sebuah sinetron yg sering kita saksikan di televisi, Tuhan itu adalah sutradara dan kita adalah bagian dari pelakon - pelakon yang berseliweran dalam sebuah cerita tentang kehidupan. Ilustrasi kehidupan bagai sebuah sinetron itu hanya sebagian kecil sebuah perumpamaan.
Karena sejatinya banyak perbedaan dari sebuah sinetron dengan jalan kehidupan haqiqi yang kita jalani. Dalam cerita sinetron, seorang sutradara mengetahui jalannya cerita dan melatih serta mengarahkan para pelakon dalam sinetron itu untuk menghayati lakon yang di mainkan sehingga terasa jalan cerita itu serasa lebih hidup dengan penjiwaan seluruh lakon yang dimainkan.
Tapi dalam kehidupan yang haqiqi, manusia yang menjadi pelakon tidak pernah tahu akan cerita yang akan dijalani dan akan memainkan lakon apa dalam menjalani taqdir dari Rabb-Nya. Sering kali manusia tidak bisa berlaku adil terhadap segala sesuatu yang telah Tuhan tentukan. Segala sesuatu yang diterima sebagai sebuah kebahagiaan di alih bahasakan menjadi sebuah ni'mat dari Tuhan. Tapi jika jalan hidup yang diterima sebagai sebuah kesedihan akan di alih bahasakan sebagai sebuah taqdir.
Padahal apapun yang ditentukan oleh Tuhan, yang harus dilalui manusia dengan jalan kehidupannya adalah sebuah Taqdir, baik yang berbentuk ni'mat menjalani sebuah kebahagiaan dan ni'mat nya menjalani suatu kesedihan. Dan yang harus kita pahami perlahan adalah bahwa Taqdir Tuhan itu selalu yang terbaik untuk manusia. Kita butuh latihan keras dalam jangka waktu yang cukup untuk memahami ini agar bisa berlaku adil terhadap Taqdir Tuhan.
Adil disini bukan semata diartikan dengan bahasa mudah sama rata tapi adil dalam arti selalu menerima dengan lapang dada sebagai respon awal dari Taqdir Tuhan. Bahagia atau sedih baik atau buruk untuk kemudian disyukuri dan dijalani dengan cara terbaik yang bisa kita lakukan.
Segala kebahagiaan hidup yang kita rasakan selama ini adalah taqdir Tuhan, bukan hasil doa kita yg diijabah oleh Tuhan. Begitupun segala yang kita anggap sebagai sebuah kesedihan, bukan semata semua adalah hasil kesalahan yang kita lakukan kepada Tuhan , sekalipun ada hal- hal yg memang digariskan sebagai karma manusia seperti durhaka kepada orang tua. Respon adil terhadap taqdir itu butuh banyak motivasi dan latihan. Baik dari pribadi ataupun cinta tulus dari orang - orang disekeliiling kita. Apalagi jika yang di hadapi adalah sesuatu yang di fahami sebuah kesedihan dan kekecewaan hidup.
Betapapun seseorang terlihat kuat dalam pandangan manusia, mungkin secara rata akan terhenyak sebagai respon awal dari sebuah kesedihan yang menghampirinya. Pada titik ini dibutuhkan motivasi diri dan cinta tulus dari orang orang terbaik yangg di taqdirkan Tuhan untuk segera menyadarkan diri bahwa semua yang di Taqdirkan Tuhan untuk kita adalah yang Terbaik.
Dan untuk melewati fase ini butuh energi besar dari dalam diri kita bukan semudah membalikkan telapak tangan, begitu kata beberapa orang. Menyibukkan diri dengan berbagai aktifitas bermanfaat menjadi jalan kedua yang kemudian dicoba agar selalu berusaha berfikir positif terhadap taqdir Tuhan. Sekali lagi, fase ini juga butuh latihan dan waktu yg tidak sebentar untuk menata hati agar bisa istiqomah dalam gerakannya. Kenapa begitu? karna hati bisa dianalogikan sebuah gelombang yang pasang surutnya berkaitan dengan suasana yang berkembang disekitar kita.
Kesulitan manusia untuk berlatih bagaimana cara bersyukur kepada Tuhan itu disebabkan karna selalu menoleh kebelakang, mengulang-ulang kenangan yang dianggap sebagai suatu cerita indah yang tidak bisa dilupakan. Padahal manusia tidak tahu bahwa Tuhan sudah menyediakan dan menyiapkan jalan cerita baru yang akan membuatnya lebih baik dan lebih bahagia dari hari-hari pilu yg sedang dihadapinya sekarang.
Sekali lagi butuh energi yang kuat dalam diri seorang manusia untuk bisa berdamai dengan Taqdirnya. Butuh motivasi yang tinggi dari dalam diri untuk bisa berdamai dengan taqdir Tuhannya.Butuh banyak cinta tulus dari orang-orang yang terpilih yang mau mengulurkan tangannya disaat taqdir baik dan buruk yang datang menghampiri. Jika kebahagiaan yang datang, butuh motivasi dan cinta tulus untuk menggiring manusia berdamai dengan taqdirnya dengan cara mengingatkan bahwa segala kebahagiaan hidup yang di terima bukan melulu soal doa yang diijabah Tuhan supaya manusia itu jangan sombong dan lupa diri.
Jika kesedihan dan kekecewaan yang menghantam, motivasi dan cinta tulus dari orang sekeliling butuh diulurkan agar manusia itu juga mampu berdamai dengan taqdirnya sehingga dia mampu menerima dengan ikhlas apapun yang telah digariskan oleh Tuhannya. Manusia tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi dengan jalan kehidupan yang terbentang di hadapannya. Kapan kebahagiaan itu hadir atau kapan kesedihan akan menghampiri.
Belajar seumur hidup untuk berdamai dengan taqdir adalah olahraga jiwa yang berat dan membutuhkan banyak ion - ion positif yang harus benar-benar dicari dari dalam dan dari diluar tubuh. Dan olahraga jiwa ini membutuhkan kekuatan doa dan cinta tulus yang harus dijaga dengan baik agar tetap istiqomah di sepanjang hayat di kandung badan.
Ini memang bukan hal yang mudah, tapi manusia adalah makhluk pembelajar walau kadang sering kali lupa dan lengah yang harus terus belajar dan berusaha sekuat tenaga dengan memohon kekuatan dari Sang Pemberi Taqdir. Biarkanlah air mata mengalir, izinkanlah lubuk hati manusia bergetar tapi setelahnya cukup Berserah diri kepada Sang Pemberi Taqdir.
Tuhan sudah berjanji dalam Kalam-Nya : Bahwa tidak ada satupun Tanda kekuasaannya yang di hapus kecuali akan hadir Tanda berikut yang semisal sama dengan yang di hapus atau bahkan jauh lebih baik dari tanda kekuasaan yang barusan dihapus ( Terjemah Bebas )..." Maa nansakh min aayatin au nunsiha, Na'ty bikhoirin minha au mitsliha..."
Imam Ali Radliyaalhu Anhu berkata :" Ketika kamu ikhlas menerima segala kekecewaan hidup maka Allah akan membayar tuntas semua kekecewaan dengan beribu-ribu kebaikan. Belajarlah untuk mengerti bahwa segala sesuatu yang baik untukmu tidak Allah izinkan pergi kecuali Allah gantikan yang lebih baik lagi"..( Terima Kasih Banyak Wahai Amiirul Mu'minin Sayyidina Ali ibn Abi Tholib RA )
Ucapan Terimakasih yang tak terhingga untuk orang-orang baik pilihan Allah yang telah membersamai kami untuk berdamai dengan taqdir kami. Hanya Allah dan Rasul yang mampu membalas segala kebaikan kalian semua... Aamiin
(Cairo, Sabtu 23 April 2022)
Tulisan Lainnya
GAHRU
By: Jiddah Zainab Setiap manusia selalu mendambakan sesuatu yang menyenangkan hati. Kesenangan hati itu bisa berbentuk fisik ataupun berbentuk abstrak. Kesenangan berbentuk fisik mer
PERUBAHAN ADALAH SEBUAH KENISCAYAAN
Oleh Humaidi Mufa Perubahan adalah sebuah keniscayaan atau sesuatu yang memang pasti akan terjadi dalam setiap aspek kehidupan. Sejarah menunjukkan bahwa tidak ada yang tetap diam; per
MENGISI RUANG KOSONG
Oleh Halimatus Sadiyah "Jika dengan berjalan tenang kamu mampu sampai tujuan, mengapa harus tergesa-gesa hanya untuk menjadi yang terdepan " Dalam perjalanan hidup, setiap manusia dib
NO PERFECT LIAR
By: Jiddah Zainab Tak ada ciptaan Tuhan yang sia sia. Hanya saja banyak manusia yang belum faham hikmah dari banyak penciptaan Tuhan Seperti hal nya Tuhan menciptakan lidah tak bertul
DAUR HIDUP
Oleh Halimatus Sadiyah Siklus kehidupan yang tidak akan pernah selesai, jika manusia masih diberikan kesempatan untuk menghembuskan nafasnya. Akan selalu berputar mengikuti alur cerita
YAKIN, MAU SEPERTI INI SAJA ? (Sebuah Resolusi Untuk Tahun 2025)
Oleh: Humaidi Mufa Kita hidup di era yang serba cepat, di mana segala sesuatu seolah harus instan dan tidak boleh lama. Informasi mengalir deras, hiburan hadir tanpa jeda, dan peluang
KONTEMPLASI DIRI
By: Jiddah Zainab Demi Masa... (Q:S Al Ashr: 1) menjadi gambaran bagaimana Tuhan menjelaskan pentingnya kita memahami putaran waktu yang selama ini kita jalani. Tuha
MENYONGSONG GENERASI EMAS INDONESIA, SANTRI BISA APA ?
Oleh: Humaidi Mufa Santri memiliki posisi yang sangat penting dalam ekosistem pendidikan dan sosial di Indonesia. Sebagai pelaku utama yang menggabungkan nilai agama, kebangsaan, dan k
SISIHKAN RUANG HAMPA
Oleh Halimatus Sadiyah Perjalanan hidup yang tak pernah ada ujungnya dalam usaha merakit hal-hal yang membahagiakan, rasanya perlu untuk kita menyisikan ruang hampa, Ruang hampa adalah
RUANG BARU, HARAPAN BARU
Oleh Halimatus Sadiyah Dalam hidup manusia akan bertemu dengan beberapa fase kehidupan, Masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Masa lalu adalah "Pembelajaran" yang perlu kita