
Kami Ikhlas, tapi Kami Rindu
By : Najwa Aulia (Santri Kelas 5)
Satu Tahun kami lewati tanpa kehadiranmu
Satu tahun pula kami berjalan tanpa arahan darimu
Kehilanganmu adalah kesedihan terbesar yang sangat pilu
Ribuan tetes air mata jatuh saat malam itu
Tangisan kamu tak luput mengiringi kepergianmu
Kami lewati satu malam sendu yang sangat syahdu
Tepat satu tahun lalu kami terpukul kala kyai kami dipanggil sang ilahi.
Saat itu kami egois, Buya kami tak boleh pergi
Tapi kami salah, ternyata ada yang lebih rindu daripada kami
Allah lebih sayang Buya, Allah lebih Rindu Buya
Ada banyak kata yang belum kami ucapkan
Ada ribuan maaf yang belum kami sampaikan
Kami ingat betul setiap hari rabu pagi ada sosok yang kami tunggu
Tapi bodohnya kami membuat Buya marah akan kesalahan-kesalahan yang tak sengaja kami lakukan
Sekarang semuanya terlambat, semuanya sudah usai dan lembaran baru kami mulai
Kami jalani dengan segala kekhidmatan
Kami revisi secara bertahap segala kekurangan dengan tujuan meneruskan perjuangan Buya Tercinta
Kami Ikhlas Buya, tapi kami Rindu
Rindu segala nasehat pembangkit semangat
Rindu segala hal yang berkaitan denganmu Wahai Murabbi Ruhi
Satu harap kami Buya,
Semoga kami bisa menjadi Santri yang seutuhnya.
Semoga engkau menganggap kami sebagai muridmu
Tenang di Surga-Nya Allah 'Azza Wajalla Buya
Salam Rindu Kami
Tulisan Lainnya
Tangan dengan pena
By : Resita al mahera Lagi Lagi Dan lagi Tangan ini mulai lagi Histeris untuk menari Di atas kertas suci Bersama partnernya si pena Untuk menambah warna
kenistaan pemikiran
By : Lutfiah Syafiqih (Santri Qotrun Nada) Malam ini aku ingin membersamai gelapmu. Bercerita tentang resah, di rentang kisah. Sebenarnya aku ingin tidur lebih awal.
Sekaleng susu dari darah suamiku
By : Alumni Pon-Pes Qotrun Nada "Bi, susu anak-anak habis, apakah abi ada uang, bunda mau minta untuk belikan anak-anak susu?," tanyaku pada suamiku setelah sholat subuh sambil
SANTRI
By: Nadine Faiza Azzahra (Santri Kelas 2.5) Beribu Kisah telah dilalui Berjuta cerita yang kita jalani Banyak rintangan yang kita hadapi Namun semuanya kusimpan dihati Baga
RAPUH
Alisha Zahrani Santri Kelas 5 Sinarnya perlahan meredup Semangatnya perlahan memudar Senyumnya hilang dihancurkan kenyataan Daun itu gugur Kembali Cahaya yang dulu terliha
Habibi Ya Rasulallah
Ya Rasulallah Aku sedang mengkaji cintamu Mengeja nya dengan bahasa qalbuku Aku sedang mengumpulkan bait Untuk mengungkap rasa hati ku Ya Rasulallah tak ku temukan semua kata untuk
Menjeremba Buana
By : Dinda Siti Hawa (Al-Muayaffa’) Di balik temaramnya buana Asa dan cita bak aksara Si pemalas kalah tarung melawan asmaraloka Ya, nafsu semata Seraya menemani diri
Negeri Pilu
By : Najwa Aulia (3) Orang bilang negeri ini adalah surga dunia Tapi kenapa banyak perampok handal tak berdosa Kenapa warga kecil malah diperbudak oleh para asing durjana Kenapa kek
LUKISAN KYAI HJ BURHANUDDIN MARZUKI
By : Gus Muhammad Faiz Facry
LUKISAN ABUYA HABIB ABU BAKAR BIN HASAN AL ATHAS
By : Gus Muhammad Faiz Facry