• PONDOK PESANTREN QOTRUN NADA
  • Berkhidmat Untuk Ummat

KHIDMAT

Edisi Spesial bulan Agustus 2022

By : Jiddah Zainab

Pilihan hidup menjadi pengajar di sekolah adalah piihan beberapa manusia yang milih taqdir lewat minat atau mungkin dengan berbagai alasan yang melatar belakangi piihan hidupnya menjadi seorang pengajar.

Menjalani pilihan hidup sebagi pengajar di Pesantren, memiliki cakupan yang lebih luas, karna durasi pembelajaran nya lebih lama dan lebih kompleks di bandingkan pembelajaran di sekolah.

Pengajaran dan pendidikan di pesantren dimulai dari bangun tidur sampai santri kembali tidur malam.

Setiap pilihan hidup pasti memiliki resiko, baik dan buruknya.

Sejati nya, pilihan yg diambil oleh seorang pengajar di pesantren sudah harus di fikirkan secara matang. Karna pilihan ini akan menjadi pilihan seumur hidup jika ruhul ma'had (baca: jiwa pesantren ) sudah menyatu dalam jiwanya.

Boleh jadi, panggilan jiwa untuk berkhidmat dalam pesantren adalah salah satu bentuk hidayah Allah yang di berikan padanya.

Butuh banyak energi, butuh banyak perjuangan, butuh banyak kesabaran, butuh banyak toleransi dan butuh banyak dimensi olah jiwa dan raga untuk mau berkhidmat di lembaga pesantren. (baca: mengajar dan mendidik)

Orang orang yang mau berkhidmat kepada lembaga pesantren harus memiliki ruhul ma'had yang memenuhi jiwa dan raga nya.  Sebab jika tidak, waktu khidmat nya akan menjadi singkat.

Ruhul ma’had (baca : jiwa pondok) lah yang menjadi panduan niat seorang musaid pondok  dalam berkhidmat, karna dimensi ruang khidmat nya meliputi banyak hal dan mereka  berusaha untuk memasuki setiap ruangnya.

Bukan cuma ruang mengajar, tapi membantu dan menemani santri untuk belajar mempersiapkan mentalnya  bermasyarakat dalam contoh hidup bermasyarakat dengan sample kecil lingkup masyarakat dalam pesantren.

Khidmat ini berputar dalam 24 jam, dari menemani kegiatan santri bangun tidur sampai kembali beranjak tidur malam.

Proses khidmat dalam menemani santri beraktifitas dalam 24 jam, kadang kala tidak selalu berjalan mulus.

Seperti hal nya orang tua yang memiliki anak-anak di rumah, pasti banyak menguras energi dan emosi, jika banyak masalah2 dan kendala yg muncul.

Kondisi anak sakit, ada saat nya anak itu bad mood, malas belajar, mengambek, anak berselisih dengan kakak atau adiknya, anak tidak cepat menuruti perintah dan nasehat orang tua, dan banyak lagi kendala yang berhubungan dengan kondisi anak baik kendala fisik atau kendala psykis merupakan masalah masalah yg di hadapi orang tua terhadap anaknya di rumah.

Hal-hal tersebut diatas juga dialami oleh para musaid yg berkhidmat di pesantren dalam menghadapi anak-anak yang sedang tumbuh dan berkembang ini.

Dalam khidmatnya, para musaid ini, berusaha untuk berbuat semaksimal yang mereka mampu dengan ruhul ma'had nya.

Menangani santri yang sakit, mengantar berobat  menghibungi orang tua, bahkan mengantar nya pulang kerumah orang tuanya, menghadapi santri yang ngambek,  santri yang bad mood tidak mau belajar, santri yang melanggar disiplin , santri yang berselisih dengan temannya merupakan drama harian yg di alih perankan seorang musaid sebagai ganti peran orang tua santri di pesantren, tanpa melupakan  kewajibannya sebagai pengajar di kelas, wali kelas, wali asuh kamar, plus kewajibannya sebagai pelaku management dalam struktur pesantren ditambah lakon pribadi nya sebagai manusia, sebagai anak dari orang tuanya, sebagai ayah dari anaknya, sebagai istri dari suami sebagai ibu dari anaknya sebagai kepala keluarga dan lain sebagainya.

Paragraf diatas menggambarkan betapa, dengan ketidaksempurnaan dirinya, para musaid berusaha mengatur raga dan jiwa nya dalam khidmatnya pada proses pendidikan di dalam pesantren.

Dengan ketidak sempurnaan diri nya, mereka berusaha menjadi pengajar dan pendidik, plus berusaha berperan sebagai orang tua dari para santri yang ada.

Sebagian peran kadang bisa di lakoni dengan baik, jika santri yang di hadapi adalah santri yang memiliki dasar akhlaq yang baik hasil pengasuhan 12 tahun oleh orang tuanya dirumah sebelum masuk ke pesantren.

Tapi itupun tidak menutup kemungkinan adanya kendala tambahan psykis sebab harus berpisah sementara dengan orang tuanya.

Bagian yang mempersulit proses khidmat ini, jika para musaid berhadapan dengan santri yang memiliki banyak kendala , jika pola asuh yg keliru dalam 12 tahun pengasuhan orang tuanya, sebelum masuk ke pesantren

Apalagi jika niat orang tua santri memasukkan anak ini ke pesantren dengan alasan tidak mampu lagi mendidiknya di rumah.

Hal ini akan menambah resiko resiko yang harus di hadapi oleh para musaid dalam proses pendidikan dan pengajaran di pesantren.

Tapi sekali lagi saya katakan, dengan ketidaksempurnaan dirinya, para musaid tetap berusaha untuk menjalani pilihan khidmat ini.

Tugas dan kewajiban orang tua mencari nafkah untuk kehidupan dan dana pendidikan anak menjadi lebih fokus, karna ada beberapa peran yang di bantu oleh para musaid dalam pendidikan anaknya di pesantren.

Membangunkan tidur untuk sholat tahajjud, membiasakan sholat berjamaah lima waktu, mengajarkan doa doa khusus untuk keberkahan hidup orang tuanya,mengajarkan baca Iqro untuk anak2 yang tidak sempat diajarkan baca Al quran oleh orang tuanya di rumah, menemani anak-anak tadarus Al Quran, mengajarkan materi-materi pelajaran di sekolah, membiasakan berbagai disiplin untuk pendidikan akhlaq nya, menemani anak melatih kemandiriannya, dan berbagai kegiatan informal dalam siklus hidup 24 jam.

Bahkan mengurus menu makan untuk gizi santri yang disesuaikan dengan dana yang di berikan oleh wali santri tiap bulannya. dan termasuk memberikan pertolongan pertama jika kondisi fisik santri menurun sebab anak ini kurang sehat.

Beruntung jika langkah langkah yang mereka ambil dalam proses ini di hargai para orang tua atau para wali santri.

Karna terkadang ada beberapa wali santri yang menitipkan anak di pesantren tapi tidak menghargai proses yang sedang dijalankan karna menganggap mereka sudah membayar uang bulanan  kepada pihak management.

Kesalahan sedikit akan jadi masalah besar jika proses nya tidak sesuai dengan keinginan beberapa wali santri terhadap kebijakan yang sedang dijalani.

Padahal para musaid bukanlah baby sitter bagi anak-anaknya.

Mereka hanya berusaha membantu proses yang dijalani para santri untuk belajar menghadapi kehidupan di luar pesantren.

Dengan modal pendidikan yang di terapkan dalam keseharian para santri dalam lingkup kecil masyarakat di pesantren.

Seyogyanya para orang tua banyak bersyukur dengan kondisi ini, karna banyak peran yg diambil alih oleh para musaid walaupun tidak maksimal.

Banyak orang tua santri yang hanya berorientasi pada hasil, tanpa mengamati dan memahami proses pendidikan di pesantren dengan siklus 24 jam dikali 356 hari, lalu di kali 6 tahun.

Proses ini butuh waktu yang cukup panjang dan bisa menguras energi yang yang cukup banyak.

Karna selain peran musaid sebagai pelaku pendidikan di pesantren, mereka juga manusia biasa yg memiliki lakon kehidupan, sebagai anak dari orang tuanya sebagai suami dari istrinya  sebagai kepala keluarga, sebagai ayah dari anaknya dan yang pasti memiliki cita-cita sebagai mana manusia lainnya.

Pesantren bukan bengkel manusia, yang dengan waktu beberapa bulan dapat merubah seorang santri menjadi malaikat dambaan orang tuanya.

Butuh proses panjang, dengan berbagai pola asuh mencakup trial and eror berbagai kebijakan pesantren menurut berbagai situasi kondisi yang berbeda dari setiap masalah yang di hadapi untuk merespon berbagai masalah dari sikap ribuan santri dari hasil pola asuh ribuan orang tua yang berbeda.

Jika dana pendidikan yang di titipkan oleh wali santri kepada pihak management perbulannya, habis terpakai untuk biaya makan 3 kali sewa asrama sewa ruang belajar plus listrik dan air utk kebutuhan santri sehari hari. Maka, JALINAN KOMUNIKASI YANG BAIK adalah PENGHARGAAN TERTINGGi dari pihak orang tua dalam membayar keringat para musaid ini.

Sinergi dan komunikasi yang sefaham dan searah akan membuat proses ini menghasilkan output maksimal pada saatnya.

Tapi jika sinergi antara musaid dan para wali santri tidak berjalan searah, maka itu adalah bagian dari taqdir yang musaid harus hadapi dengan pilihan hidupnya.

Jika ruhul ma'had sudah menyatu dalam jiwa seorang musid dalam khidmatnya, apapun respon orang tua terhadap proses yang sedang dijalani tidak akan menjadikan mereka patah semangat untuk terus berkhidmat.

Karna ujung dari sebuah khidmat bukanlah ridho nya manusia,( dalam hal ini wali santri dan santri nya).

Tapi ujung dari proses khidmat adalah

Ridho Allah dan Rasul.

Para Musaid tidak bisa memenuhi keinginan semua wali santri tapi mereka tetap berusaha melakukan apa  bisa mereka lakukan dalam membentu proses pendidikan di pesantren.

رضا الناس غاية لا تدرك ورضا الله غاية لا تترك  

فاترك ما لا يدرك وادرك ما لايترك"

Keridhoan manusia adalah hal yang sangat sulit untuk di capai, Tapi Hendaklah kita jangan meninggalkan keridhoan Allah.Tinggalkanlah apa apa yang tidak mampu untuk dicapai  tapi Capailah hal-hal yang tidak layak untuk kita tinggalkan”.

 

Keridhoan Allah dan Rasul dalam proses khidmat di dunia pesantren  harus diyakini sebagai jalan kebaikan yang dipilihkan oleh Tuhan untuk para musaid.

 

Setiap kebaikan yang di jalankan pasti akan berbuah kebaikan sebagaimana  dijanjikan Tuhan dalam Q:S Ar Rahman. ayat 60

هل جزاء الاحسان الا الاحسان

"Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan itu sendiri "

Inilah pilihan hidup para musaid dan musaidah.

Niat dan tekad untuk berkhidmat di dunia pendidikan lewat lembaga pesantren dijalani dengan tulus ikhlas walau terkadang harus menguras  keringat dan air mata jika apa yang mereka lakukan tidak dianggap sebuah bantuan dalam proses pendidikan.

Semoga keyakinan bahwa Takdir Tuhan selalu memberikan hikmat terbaik, selalu membersamai hati para musaid dan musaidah untuk terus istiqomah dalam proses pendidikan di lembaga pesantren.

سر على الخير ولا تلتفت الى الغير ياتيك الخير

“Berjalanlah engkau di jalan kebaikan, dan janganlah sekali kali engkau mengalihkan pandangan kearah lain, niscaya kebaikan akan selalu berpihak kepadamu “

Salam semangat dalam khidmat untuk semua musaid dan musaidah di lembaga pesantren manapun

Qotrun Nada, Minggu, 14 Agustus 2022

Tulisan Lainnya
KEMENANGAN IDUL FITRI MILIK SIAPA?

Oleh: Ustadz Humaidi Mufa, M.Pd   Makna kemenangan hakiki Idul Fitri mengungkapkan esensi puncak dari perjalanan spiritual selama bulan Ramadan. Lebih dari sekadar sebuah perayaa

17/04/2024 23:59 - Oleh TIM REDAKSI JURNALIS PPQN - Dilihat 49 kali
SELUAS SAMUDRA

Oleh : Ustadzah Halimatussa'diyah, M.Pd " Jadilah seperti hati yang seluas samudra: penuh kasih, mampu memaafkan, dan bersedia memberikan cinta tanpa batas. Ketika kita membuka hati ki

04/04/2024 19:14 - Oleh TIM REDAKSI JURNALIS PPQN - Dilihat 109 kali
UPGRADE DIRI

“ Kunci Penting Dalam Mencapai Potensi Terbaik " Oleh: Ustadz Humaidi Mufa, M.Pd Dalam menjalani kehidupan dan meraih kesuksesan, keharusan untuk terus mengupgrade diri menjadi

11/03/2024 15:55 - Oleh TIM REDAKSI JURNALIS PPQN - Dilihat 211 kali
TERBENTUR LALU TERBENTUK

Oleh : Ustadzah Halimatussa'diyah, M.Pd   Menua sejatinya mendewasa, Mendewasa tentang pola berfikir, bersikap dan bertindak. Walau pada kenyataannya kedewasaan bukanlah hasil da

06/03/2024 21:19 - Oleh TIM REDAKSI JURNALIS PPQN - Dilihat 200 kali
ZONA NYAMAN

Oleh : Ustadzah Halimatussa'diyah, M.Pd   “Orang yang cerdas adalah orang yang bisa mengambil keputusan diwaktu yang tepat” _Ummi. Hj. Yayah Ummu Adiyah Selalu ada

05/02/2024 08:26 - Oleh TIM REDAKSI JURNALIS PPQN - Dilihat 281 kali
LEBIH BAIK SAMA ATAU BERBEDA ?

Oleh: Ustadz Humaidi Mufa, M.Pd Dalam keseharian, seringkali kita ditemui dengan banyaknya kecenderungan untuk menyamakan hal-hal yang seharusnya berbeda dan membedakan hal-hal yang se

05/02/2024 08:25 - Oleh TIM REDAKSI JURNALIS PPQN - Dilihat 289 kali
RESOLUSI TAHUN BARU

Oleh : Ust Humaidi Mufa, M.Pd Dalam setiap momen pergantian tahun banyak diantara kita yang membuat daftar resolusi untuk dijadikan pedoman dalam mencapai target-target kehidupan selan

03/01/2024 10:30 - Oleh TIM REDAKSI JURNALIS PPQN - Dilihat 239 kali
LIFE MUST GO ON

Oleh : Ustadzah Halimatussa'diyah, M.Pd “Bukan seberapa berat tantangannya, tapi seberapa siap kita menghadapinya, hidup bukan hanya tentang apa yang kita inginkan terlebih tenta

01/01/2024 21:25 - Oleh TIM REDAKSI JURNALIS PPQN - Dilihat 865 kali
TITIK NOL

By : Jiddah Zainab Titik Nol KuadalahSaat peluh Mu mulai berbulir dingin membeku Titik Nol KuadalahSaat genggaman tangan Muperlahanmulai melemah dan terlepas dari genggaman tangan Ku

01/01/2024 10:51 - Oleh TIM REDAKSI JURNALIS PPQN - Dilihat 285 kali
SEMUA AKAN SUKSES PADA WAKTUNYA

Oleh: Ust Humaidi Mufa, M.Pd Setiap individu memiliki definisi dan jalan kesuksesan yang berbeda-beda. Sukses bukanlah tidak mengalami kegagalan, tetapi lebih kepada ketekunan dan teka

04/12/2023 21:15 - Oleh TIM REDAKSI JURNALIS PPQN - Dilihat 438 kali