MENERIMA TAKDIR
Oleh: Ustadz Humaidi Mufa, M.Pd
Kehidupan sering kali bercerita tentang piihan-pilihan. Kita sebagai bagian dari perangkat kehidupan pun tidak akan pernah luput dari pilihan-pilihan tersebut. Hidup adalah Pilihan ! Begitu kata para penyair dalam karyanya. Dalam konteks kehambaan kita kepada Sang Khaliq kita juga diberikan item tersebut namun disadari atau tidak, sebenarnya apapun yang kita pilih kemudian ternyata adalah bagian dari ketetapan takdirnya. Takdir adalah sebuah konsep yang menjadi bagian dari perjalanan manusia dalam menjalani hidupnya. Dalam berbagai budaya dan agama, takdir sering dianggap sebagai rencana ilahi atau nasib yang telah ditentukan sebelumnya. Bagi sebagian orang, menerima takdir adalah sebuah konsep yang sering kali membingungkan dan sulit untuk diterima. Namun, bagi yang lain, menerima takdir adalah sebuah bentuk bijak dalam menjalani hidup dengan ketulusan hati.
Allah SWT menciptakan manusia senantiasa dalam kesulitan. Terkadang ia akan mendapatkan ketetapan Allah yang ia senangi, dan terkadang ia benci. Manusia tidak berkuasa untuk memilih setelah semua terjadi, karena manusia adalah makhluk lemah yang membutuhkan Allah SWT, Dzat Yang Maha Kuasa atas segalanya. Oleh karena itu, salah satu rukun iman yang wajib kita imani dan yakini adalah beriman kepada ketetapan dan takdir Allah, baik takdir baik maupun takdir buruk. Semua takdir baik dan buruk berasal dari Allah, dan kita harus lapang hati dan ridha menerima semua takdir-Nya. Namun tak jarang kita sulit untuk menerima takdir Allah dengan hati yang ridha dan lapang, meski sebenarnya hal itu merupakan cara atau alat yang digunakan Allah untuk menempa dan mendidik para hamba-Nya.
Menerima takdir bukanlah tindakan yang mudah, dan seringkali memerlukan latihan mental yang berkelanjutan. Karena hal tersebut melibatkan kesediaan untuk melepaskan kendali atas hal-hal yang tidak dapat kita ubah, sambil tetap berusaha untuk melakukan yang terbaik dalam kendali kita. Tentu saja, menerima takdir tidak berarti kita harus pasif dalam mencapai tujuan dan impian kita. Kita tetap memiliki tanggung jawab untuk berusaha dan bekerja keras untuk mencapai apa yang kita inginkan dalam hidup. Namun, ketika kita merasa bahwa segala sesuatunya tidak berjalan sesuai rencana, menerima takdir adalah kunci untuk menjalani hidup dengan lebih tenang, dan karena menerima takdir adalah tentang memahami bahwa hidup ini penuh dengan ketidakpastian, dan yang terbaik yang dapat kita lakukan adalah merangkulnya dengan ketulusan hati. Dengan sikap ini, kita dapat meresapi hidup lebih dalam.
Pada akhirnya, boleh saja kehidupan kita berjalan tidak seperti yang kita inginkan atau berbalik arah disaat kita sedikit lagi mendapatkan apa yang kita inginkan. Disaat kita menginginkan urusan yang mudah namun ternyata kita dihadapi pada urusan yang sulit, atau ketika harapanya adalah menang dalam suatu perlombaan namun tiba-tiba menjelang garis finish ada kendala yang menyebabkan kita gagal untuk menang, sebagai manusia biasa pasti kita akan mengeluh. Boleh saja mengeluh, namun jangan pernah menyalahi takdir. Percayalah Allah hanya menginginkan kebaikan pada semua makhluknya maka jangan terlalu cepat dalam menghakimi takdir dengan menyalahi pembuat takdir. Yakinlah itu semua merupakan bagian dari ketetapan-Nya atas kita semua. Tugas kita hanya dua, yakni: Bersyukurlah jika apa yang kita harapkan menjadi kenyataan dan bersabarlah jika apa yang kita harapkan ternyata tidak menjadi kenyataan. (HM)
Tulisan Lainnya
PENTINGNYA MENERAPKAN SELF BOUNDARIES DALAM KEHIDUPAN
Oleh : Halimah Sadiyah Self boundaries atau batasan diri adalah aturan yang kita buat untuk mengatur interaksi dengan orang lain, menjaga keseimbangan antara kebutuhan pribadi d
BELAJAR UNTUK UJIAN ATAU UJIAN UNTUK BELAJAR ?
Oleh: Humaidi Mufa Pendidikan dianggap gagal ketika belum menghasilkan output yang dapat menjawab tantangan zaman. Karena pendidikan merupakan elemen penting dalam kehidupan manusia ya
DOA YANG TERSIMPAN
Oleh : Halimah Sadiyah Ada banyak cara, sebuah cinta bercerita Tidak melulu tentang lisan yang berbicara, justru doa yang tersimpan dan tak terlihat oleh mata yang tidak pernah gagal
TERLAHIR KEMBALI DAN BERTUMBUH
Oleh: Humaidi Mufa, M.Pd Kita sebagai individu memiliki kesempatan untuk selalu berkembang. Dalam hidup, setiap kejadian akan membawa peluang baru untuk dapat kita mulai kembali. Hal i
DAMAIKU DALAM DIAM
Oleh : Halimah Sadiyah Malam datang menghadirkan banyak pertanyaan Fikiran melayang jauh, terkadang tak tau apa yang di cari Hembusan angin hadir, memberikan kesejukan dan penguatan
KEMERDEKAAN = MEMANUSIAKAN MANUSIA
Oleh: Humaidi Mufa, M.Pd Hakikat dari makna kemerdekaan sejatinya tidak hanya terletak pada kebebasan suatu bangsa dari penjajahan atau penindasan fisik, melainkan jauh lebih dari itu.
TRUST ISSUE
Oleh: Jiddah Zainab
SELF KNOWLEDGE
Oleh : Ustadzah Halimatussa'diyah, M.Pd “Aku tidak sebaik yang kau ucapkan, tapi aku juga tidak seburuk apa yang terlintas dihatimu” _Ali bin Abi Thalib RA Mengenal diri,
ORA ET LABORA
Oleh: Humaidi Mufa, M.Pd Di balik kata-kata sederhana "Ora et Labora" yang berasal dari bahasa Latin, terdapat filsafat hidup yang dalam dan relevan hingga saat ini. Frasa ini, yang be