EMPATHY
Oleh: Jiddah Zainab
Subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaaha illallah Allhu Akbar walaa Haulaa walaa quwwata illa billahil'aliyyil 'adziim
Maha Suci dan Maha Kuasa Allah yang telah menciptakan milyaran manusia dengan berbagai perbedaan bentuk, ras bahkan dengan segala perbedaan sidik jari dan kepribadiannya. Sekalipun Allah ciptakan kembar identik, tapi tetap akan ada perbedaan yg membuat si kembar ini bisa ter identifikasi perbedaan nya. Milyaran manusia itu lalu beradaptasi dan berasimilasi dengan berbagai peradaban di sepanjang hidupnya, baik terhadap masyarakat di sekitar nya ataupun beradaptasi dan berasimilasi dengan perubahan siklus hidup pribadinya
Siklus hidup manusia secara pribadi dan siklus hidup terhadap masyarakat di sekeliling nya, memberikan banyak pelajaran hidup yang akan membentuk seseorang menjadi sosok-sosok yang saling berinterkasi dalam sebuah kehidupan. Dari mulai seorang bayi di lahirkan oleh ibunya, di didik oleh keluarganya lalu pada saat nya mulai di didik di lembaga pendidikan dan pada akhirnya akan di lepas untuk dididik di komunitas masyarakat yang heterogen secara terus menerus sampai akhir hidupnya.
Namun output dari hasil pendidikan dalam masyarakat sangat tergantung dari respon psycologis dalam interaksi masing masing individu dengan masyarakat yang heterogen ini, Perbedaan ujian hidup yang di hadapi dan respon jiwa dari masing masing individu inilah yang membentuk perbedaan pribadi, yang ... (senang atau tidak senang… dipaksa atau terpaksa ...) harus berinteraksi secara impulsip dalam masyarakat yang heterogen di sekitar kita.
Apalagi di era digital saat ini...dimana semua informasi apapun… dengan mudah di sebar luaskan… dari urusan kecil sampai urusan terpenting dalam suatu rumah tangga, yang seharusnya di simpan rapat sebagai komitmen penting dalam sebuah keluarga.
Di era digital ini… media sosial menjadi ajang untuk mengexploitasi segala berita, baik tentang aktifitas pribadi maupun aktifitas kelompok bahkan aktifitas rumah tangga yang seharusnya di rahasiakan. Efek Media sosial, bisa berdampak positif dan negatif bagi semua respondennya. Baik media sosial yang berbasis tehnology secara online yang tidak di batasi ruang dan waktu, atau media sosial yang berbasis masyarakat secara offline dimana masyarakat berinteraksi satu sama lain dengan dibatasi ruang dan waktu.
Respon dari berita tentang kehidupan seseorang yang tersebar luas secara online atau offline itu bisa beragam, baik positif atau negatif, karna hal itu berkaitan dengan komentar pribadi yang di dasari perbedaan latar belakang sosial, ekonomi bahkan perbedaan strata pendidikan masing masing, Jika respon dari netizen di media online atau masyarakat offline itu positif, tentu saja efek yang di timbulkan bisa menjadi sebuah ni'mat penambah kebahagiaan bahkan menjadi obat hati atau solusi bagi sumber berita.
Salah satu efek negatif dari persebaran berita, baik yg sengaja di buat seseorang tentang kehidupan pribadi nya (content creator) atau yang tidak sengaja dibuat tapi tetap tersebar di sebabkan oleh orang- orang hasud yang tidak bertanggung jawab akan memberikan peluang buruk, bahwa semua orang merasa berhak untuk berkomentar dan berkesempatan untuk mencampuri urusan hidup orang lain.
Tentu saja, kita tidak berhak juga untuk melarang seseorang yang memang terbiasa meng upload kehidupan pribadi nya di media sosial, karna masing masing individu punya alasan masing-masing dengan segala aktifitas yang sedang di jalani nya.
Namun respon negatif yang timbul dari persebaran sebuah berita buruk atau ujian hidup seseorang bisa menjadi boomerang yang akan menambah beban berat dari sumber berita, bahkan bukan tidak mungkin bisa merusak tatanan hidup yang sedang di jalaninya.
Disinilah pentingnya menumbuhkan rasa emphaty di hati setiap manusia untuk dapat memahami siklus hidup semua orang sehingga setiap kita harus berusaha menahan diri untuk tidak berkomentar terhadap siklus hidup orang lain.
Empathy adalah kemampuan seseorang menempatkan dirinya di posisi orang yang sedang bergelut dengan siklus hidup. Empathy bukan sekedar berbelas kasih, bukan sekedar kasihan atau bersimpathy terhadap kondisi seseorang. Empathy memiliki makna yang lebih dalam dimana seseorang mengerahkan kemampuan psykis nya dengan berupaya menempatkan posisi pola fikir dan perasaan hati nya di posisi orang lain yang sedang mengalami suatu kondisi tertentu.
Karna bisa jadi dengan ujian yang sama, respon psychologis masing masing individu itu bisa berbeda. Apalagi jika memang ujian hidup setiap individu itu bisa sangat jauh berbeda. Otomatis, bisa jadi respon psychologis yang terjadi dalam pribadi orang tersebut juga bisa sangat jauh berbeda, apalagi di tambah dengan kurangnya pemahaman diri dan agama nya.
Karna kalau kita memandang sinis terhadap kondisi seseorang yang tidak mampu menguasai diri saat menghadapi ujian dalam siklus hidup,... bisa jadi kita pun belum tentu mampu untuk menguasai diri dengan baik jika kita berada di posisi orang tersebut.
Di dunia ini akan selalu ada kemungkinan kejadian tentang orang yang dianggap kuat secara mental, pada titik tertentu di buat luluh lantak oleh Kekuatan Allah dan menyerah kepada jalan takdirnya. Bahkan mungkin terjadi, kejadian menyedihkan dan membangkitkan emosi, yang terjadi secara beruntun dalam satu siklus hidup bisa membuat pribadi nya berubah 180 derajat dari pribadi sebelumnya sebagai respon pertahanan diri terhadap lingkungan sekitarnya. Kemungkinan seseorang bisa berubah menjadi overthingking, stress, bahkan depresi terhadap siklus hidupnya, bisa jadi berasal dari alam bawah sadar nya, lingkungan sekitar bahkan mungkin efek dari obat-obatan yang diminum tanpa orang lain tahu karena kita tidak pernah tahu detail dari kehidupan pribadi seseorang.
Berusaha menumbuhkan rasa emphaty di hati itu bukan lah pekerjaan mudah di tengah riuh nya komentar milyaran manusia yang berseliweran di dunia maya dan dunia nyata terhadap siklus kehidupan orang lain
Butuh banyak kekuatan yang kita harus hadirkan dari dalam diri kita masing masing dengan cara menyibukkan hati kita, diri kita dan anggota tubuh kita kepada kegiatan kegiatan yang lebih memacu kita untuk berhusnu dzon kepada orang lain. Dan hal ini akan menjadi pekerjaan sulit jika kita belum mendidik hati kita untuk merasa sepi di tengah keramaian.
Rasa emphathy yang tumbuh di hati kita di harapkan mampu menjaga lisan dan jari-jari kita dari kejahatan hati kita untuk tidak menyakiti orang lain. Karna apapun komentar hati, lisan dan olah jari kita di jejaring online dan offline terhadap orang lain yang kita kenal bahkan yang tidak kita kenal sekalipun akan kita pertanggung jawabkan didunia dan di akhirat.
Berbahagialah manusia manusia yang di sibukkan dengan dosa dan aib pribadinya dan tidak lagi sibuk dengan aib dan dosa orang lain.
Beruntunglah manusia manusia yang di kumpulkan dalam lingkungan yang menyibukkan anggota tubuhnya dengan kegiatan kegiatan khidmat dijalan ummat Nabi Muhammad SAW.
Dan besyukurlah manusia manusia yang mampu menyendiri di tengah keramaian sehingga mampu menyimpan rahasia hidupnya hanya dalam interaksi di tengah malam malam sepi antara dirinya dan Tuhannya.
Self Reminder, Qotrun Nada 21 mei 2024 / 11 Dzul Qo'dah 1445 H.
Tulisan Lainnya
PENTINGNYA MENERAPKAN SELF BOUNDARIES DALAM KEHIDUPAN
Oleh : Halimah Sadiyah Self boundaries atau batasan diri adalah aturan yang kita buat untuk mengatur interaksi dengan orang lain, menjaga keseimbangan antara kebutuhan pribadi d
BELAJAR UNTUK UJIAN ATAU UJIAN UNTUK BELAJAR ?
Oleh: Humaidi Mufa Pendidikan dianggap gagal ketika belum menghasilkan output yang dapat menjawab tantangan zaman. Karena pendidikan merupakan elemen penting dalam kehidupan manusia ya
DOA YANG TERSIMPAN
Oleh : Halimah Sadiyah Ada banyak cara, sebuah cinta bercerita Tidak melulu tentang lisan yang berbicara, justru doa yang tersimpan dan tak terlihat oleh mata yang tidak pernah gagal
TERLAHIR KEMBALI DAN BERTUMBUH
Oleh: Humaidi Mufa, M.Pd Kita sebagai individu memiliki kesempatan untuk selalu berkembang. Dalam hidup, setiap kejadian akan membawa peluang baru untuk dapat kita mulai kembali. Hal i
DAMAIKU DALAM DIAM
Oleh : Halimah Sadiyah Malam datang menghadirkan banyak pertanyaan Fikiran melayang jauh, terkadang tak tau apa yang di cari Hembusan angin hadir, memberikan kesejukan dan penguatan
KEMERDEKAAN = MEMANUSIAKAN MANUSIA
Oleh: Humaidi Mufa, M.Pd Hakikat dari makna kemerdekaan sejatinya tidak hanya terletak pada kebebasan suatu bangsa dari penjajahan atau penindasan fisik, melainkan jauh lebih dari itu.
TRUST ISSUE
Oleh: Jiddah Zainab
SELF KNOWLEDGE
Oleh : Ustadzah Halimatussa'diyah, M.Pd “Aku tidak sebaik yang kau ucapkan, tapi aku juga tidak seburuk apa yang terlintas dihatimu” _Ali bin Abi Thalib RA Mengenal diri,
ORA ET LABORA
Oleh: Humaidi Mufa, M.Pd Di balik kata-kata sederhana "Ora et Labora" yang berasal dari bahasa Latin, terdapat filsafat hidup yang dalam dan relevan hingga saat ini. Frasa ini, yang be