• PONDOK PESANTREN QOTRUN NADA
  • Berkhidmat Untuk Ummat

Manaqib Al Habib Syekh bin Ahmad Bafaqih (botoputih-surabaya).

Manaqib edisi november 2022.

Oleh : Gus Muhammad Irfan Zidny Lc

Habib Syekh dilahirkan di kota Syihr pada tahun 1212 H anak dari Habib Ahmad Bafaqih dan silsilahnya sampai kepada Nabi Muhammad Rasululloh SAW

Setelah beberapa lama memperdalam pengetahuannya, pada tahun 1250 H, Habib Syekh mulai berani mengambil langkah dakwah menyebarkan ilmunya. Ia sempat menjelajahi beberapa kota di Nusantara, sebelum akhirnya memutuskan berlabuh dikota Surabaya.

Di Surabaya inilah, mulai memancarkan cahaya pengetahuannya. Ia mengajarkan ilmu-ilmunya kepada para penuntut ilmu sekitar. Mulai dari Fiqih, Tauhid, Tasawuf dan lainnya. Hingga akhirnya, ditengah hingar bingar dakwahnya itu, ia diangkat oleh Allah SWT menjadi salah satu walinya. Semenjak itu pula, ia sering terhanyut alam Rabbaniyah, dan karamah-karamah ynag luar biasa senantiasa mengisi kesehariannya.

Sebagaimana seorang sufi, Habib Syekh Bafaqih memiliki kepekaan yang tinggi akan syair-syair sufistik. Ia begitu menghayati syair-syair gubahan para tokoh sufi. Apalagi bila menyenandungkan syair itu adalah adiknya sendiri, Sayid Muhammad Bafaqih yang bersuara emas.

Dakwah Habib Syekh ditanah jawa amatlah sukses. Ia berhasil mengislamkan banyak orang. Selain itu, ia juga berhasil mencetak beberapa ulama. Walhasil, ilmunya benar-benar menyinari belantara jawa yang masih awan kala itu.

Pada suatu ketika tibalah Habib Syekh di kediaman salah satu pecintanya. Ini bukan kunjungan biasa, akan tetapi kunjungan sarat hikmah. Pasalnya, begitu ketemu shahibul bait, Sang Wali menggelontorkan permintaan yang agak ganjil.”Aku menginginkan dua lembar permadani ini.” titahnya.


Sang pecinta terkesiap. Bagaimana tidak, yang diminta junjungannya itu adalah permadani buatan Eropa yang super mahal. Barang itu baru saja dibelinya. Ia amat menyayangi permadani itu hingga ditempatkannya di tempat khusus.


“Bagini saja. Anda boleh minta apa saja, asal jangan permadani ini.” Pinta si pecinta. “Tidak. Aku tidak menginginkan lainnya.” Sang Wali bergeming. Negosiasi alot. Dan akhirnya hati pecinta setengah mencair. ”Baiklah, kalau begitu Anda boleh mengambil satu lembar saja.”


Setelah mendapatkan permintaannya itu, Sang Wali segera beranjak. Sang pecinta adalah seorang saudagar kaya raya. Sewaktu disambangi Sang Wali, Dua armada kapal dagangannya tengah berlayar di lautan dengan membawa muatan yang banyak. Sayang nahas mendera, dua armadanya itu koyak akibat terjangan gelombang. Salah satunya terhempas lalu tenggelam. Sementara satunya lagi selamat dan berhasil mendarat.


Hati saudagar sedikit lega. Syukur, tidak kedua-duanya tenggelam. Ia memeriksa kapalnya yang selamat itu dengan seksama. Dan, terpampanglah pemandangan ajaib dihadapannya. Ya, selembar permadani yang dihadiahkan kepada Sang Wali telah menambal rapat-rapat bagian yang koyak pada perahunya. Ia terpekur, menyesali perlakuannya pada Sang Wali. “Mengapa tidak kuberikan kedua-duanya saja waktu itu.” gerutu hatinya.


Kisah masyhur diatas dihikayatkan oleh Habib Abdul Bari bin Syekh Al-Aydrus,dan dicantumkan dalam manuskrip Tajul A’ras, torehan pena Habib Ali bin Husein Al-Attas.

Di masanya, keulamaaan Habib Syekh sulit tertandingi. Pengetahuannya dalam Fiqih, Lughah, Tauhid dan lainnya sangat dalam. Sehingga sewaktu tinggal di Surabaya, beliau menjadi oase yang mengobati dahaga orang-orang yang haus ilmu di ranah Jawa.

Sejak usia belia, beliau sudah bekerja keras menggali ilmu. Mula-mula ia mempelajari Al-Qur’an dan beberapa bidang pengetahuan syari’at dan tasawuf kepada ayahandanya sendiri, Habib Ahmad bin Abdullah Bafaqih. Kebetulan, Sang Ayah sendiri adalah ulama yang sudah kesohor ketinggian ilmunya.

Ia kemudian mengembangkan diri dengan belajar pada ulama-ulama yang ada di kotanya, Syihr. Pada fase ini, jiwa ilmuannya sedang mekar-mekarnya.

Semakin lama hatinya semakin merasakan kehausan tak terkira untuk meneguk pengetahuan sehingga beliau dengan seizin ayahnya memutuskan berangkat ke Haramain unntuk menyelami telaga pengetahuan disana.

Selama di Mekah dan Madinah, beliau belajar kepada beberapa ulama besar, diantaranya adalah Syaikh Umar bin Abdul Karim bin Abdul Rasul At-‘Attar, Syaikh Muhammad Sholeh Ar-Rais Al-Zamzami, dan Al-Allamah Sayid Ahmad bin Alawi Jamalullail. Tak hanya sampai di situ. Ia pun menyempatkan diri tinggal di Mesir beberapa lama, untuk menimba pengetahuan dari guru-guru besar Universitas al-Azhar kala itu.

Beliau wafat pada tahun 1289 H di Surabaya. Diatas pusarannya dibangun kubah yang megah, sebagai perlambang kemegahan derajatnya. Sampai kini makamnya tak henti-hentinya diziarahi kaum muslimin, untuk bertawasul dengan mengharapkan barokah.

Tulisan Lainnya
MANAQIB SEPULUH IMAM QIRAAT (1)

Manaqib edisi April 2024.Oleh Muhammad Irfan Zidny, Lc Ramadhan adalah bulan Al Qur'an diturunkan pertama kali. Selanjutnya selama kurang lebih 23 tahun Al Quran sebagai firman Allah d

04/04/2024 19:01 - Oleh TIM REDAKSI JURNALIS PPQN - Dilihat 248 kali
KH AGUS SALIM: THE GRAND OLD MAN

Manaqib Edisi Februari 2024   Kiai Haji Agus Salim merupakan salah satu intelektual Islam sekaligus pejuang kemerdekaan Indonesia. Nama aslinya adalah Mashadul Haq yang berarti p

02/03/2024 11:19 - Oleh TIM REDAKSI JURNALIS PPQN - Dilihat 462 kali
ABU UBAIDAH BIN JARRAH ; SANG PENAKLUK AL QUDS

Manaqib edisi November 2023. Oleh: Muhammad Irfan Zidny, Lc Abu Ubaidah bin Al-Jarrah adalah Muhajirin dari kaum Quraisy Mekkah yang termasuk paling awal untuk memeluk agama Islam. Be

08/12/2023 23:05 - Oleh TIM REDAKSI JURNALIS PPQN - Dilihat 17520 kali
BIOGRAFI SYAIKH IBRAHIM MUHAMMAD ABDULLAH AL KHULI

Oleh: Gus Muhammad Irfan Zidny, Lc   Ulama Ahli Bayt Yang Selalu Menutupi Nasabnya Syaikh Ibrahim Muhammad Abdullah al-Khuli adalah salah satu ulama besar al-Azhar yang juga ket

09/04/2023 12:55 - Oleh TIM REDAKSI JURNALIS PPQN - Dilihat 2321 kali
Manaqib Habib Muhammad Bin Idrus Al Habsyi

Manaqib Edisi Oktober 2022 Oleh : Gus Muhammad Irfan Zidny Beliau lahir di kota Khola' Rosyid, Hadramaut, Yaman Selatan, pada tahun 1265 H atau 1845 M. Sejak kecil beliau diasuh oleh

13/10/2022 18:42 - Oleh TIM REDAKSI JURNALIS PPQN - Dilihat 13340 kali
Manaqib Al-Habib Ali bin Husein Al-Attas

By : Gus Muhammad Irfan Zidny Lc. beliau lebih dikenal dengan sebutan Habib Ali Bungur. Beliau merupakan rantai jaringan Ulama Betawi sampai sekarang ini. Beliau memiliki jasa yang san

13/09/2022 14:08 - Oleh TIM REDAKSI JURNALIS PPQN - Dilihat 13056 kali
Manaqib Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi Kwitang.

By : Gus Muhammad Irfan Zidny Lc. Edisi agustus 2022. Beliau adalah Habib ‘Ali bin ‘Abdur Rahman bin ‘Abdullah bin Muhammad al-Habsyi. Lahir di Kwitang, Jakarta, pad

10/08/2022 14:02 - Oleh TIM REDAKSI JURNALIS PPQN - Dilihat 16597 kali
Al Habib Husein bin Abubakar Alaydrus (Keramat Luar Batang)

Pendatang dari Hadramaut, Jazirah Arabia, yang mendirikan Masjid Luar Batang tahun 1736. Ia dihadiahi sebidang tanah di Kampung Luar Batang yang terletak dekat Pelabuhan Sunda Kelapa ol

13/07/2022 12:19 - Oleh TIM REDAKSI JURNALIS PPQN - Dilihat 84987 kali
MANAQIB HABIB KERAMAT EMPANG BOGOR AL-HABIB ABDULLAH BIN MUHSIN ALATTAS

oleh : Gus Muhammad Irfan Zidny Lc. Dalam kitab manaqibnya disebutkan bahwa al-Habib Abdullah bin Muhsin Alattas adalah seorang waliyullah yang telah mencapai kedudukan mulia dan dekat

07/06/2022 23:26 - Oleh TIM REDAKSI JURNALIS PPQN - Dilihat 80165 kali
BIOGRAFI AL-ALLAMAH AL-FAQIH AL HABIB ZAIN BIN IBRAHIM BIN SUMAITH

1.1 Lahir Habib Zein bin Smith  lahir di ibukota Jakarta pada tahun 1357 H/1936 M. Ayahnya Habib Ibrahim adalah ulama besar di bumi Betawi kala itu. Selain keluarga, lingkungan te

06/04/2022 22:38 - Oleh TIM REDAKSI JURNALIS PPQN - Dilihat 31834 kali