RUANG DIALOG

Sajian Utama Edisi Agustus 2024.
Oleh Muhammad Irfan Zidny.

Sebuah bangsa, etnis, atau kelompok manusia amat bergantung kepada kualitas sekitarnya. Entah terpengaruh atau mempengaruhi, mereka membutuhkan kabel penghubung secara paralel agar "listrik" dapat terhubung dan tersalurkan secara merata kepada seluruh komponen. Tanpanya, menjadi amat sulit untuk bersinergi dalam mencapai tujuan golongan tersebut. Indonesia terlahir dari kumpulan arus "listrik" yang merata sampai batas terjauhnya, sehingga kemerdekaan dapat terwujud dan dipertahankan. Tujuan pendirian negara dapat tersampaikan dengan baik walau terdapat banyak perbedaan tajam antar daerah.

"Seberapapun bagusnya bentuk ide dan pemikiran, maka amat sangat mungkin jika kebenaran berada ditangan lawan" begitulah penggalan ucapan Sastrawan dan filsuf Zaki Najib Mahmud. Dari penggalan ini, ada kutipan menarik dari Prof. Dr. Muhammad Abdul Mun'im Al Qi'i: seorang peneliti cerdas adalah yang mampu membedakan antara "pasti" dan "mungkin". Dialog membawa kita menuju ke"pasti"an dan ke"mungkin"an.

Perjalanan bangsa Indonesia untuk mempertahankan kesatuannya membutuhkan perjuangan panjang yang kesemuanya bermula dari dialog antar etnis, suku, budaya, daerah, agama, dan banyak komponen lain sehingga terkumpul ide, dan gagasan melimpah untuk sekadar "mempertahankan" kesatuan. Terlebih jika menginginkan kemajuan!, maka dibutuhkan "update" dan "upgrade" setiap detik dengan ketelitian sehingga terwujud pergerakan optimal yang memiliki tiga elemen utama; yaitu mobilitas, fleksibilitas, dan stabilitas.

Melihat kondisi terkini, maka kebijaksanaan dan idealisme harus disatukan dalam "Ruang Dialog" sehingga menghasikan ide yang siap memugar dan menghiasi bangsa ini.
Wallahu a'lam.