Surakarta, 24 Mei 2025 – Balai Kota Surakarta menjadi saksi semaraknya kegiatan Gerakan Sekolah Menulis Buku (GSMB) Nasional 2025, yang menghadirkan ribuan pelajar dari berbagai daerah di Indonesia. Salah satu peserta yang mencuri perhatian datang dari Pondok Pesantren Qotrun Nada Depok, yang baru pertama kali mengikuti program literasi berskala nasional ini sejak tahun 2024 lalu.
Dengan mengusung semangat menulis melalui moto kami, “Dari Kertas Kosong, Ke Karya Best Seller”, para santri dari Qotrun Nada tampil penuh percaya diri membagikan pengalaman dan karya tulis mereka di hadapan peserta dari seluruh penjuru negeri.
“Ini adalah sebuah kehormatan dan kebahagiaan bagi kami. Suatu pengalaman istimewa karena diberikan ruang untuk menampilkan karya santri, meskipun masih sederhana dan belum sempurna. Tapi kami yakin, semua berawal dari mimpi dan keberanian untuk menulis,” ujar salah satu guru pembimbing literasi Qotrunnada.
Dalam kesempatan tersebut, Pondok Pesantren Qotrun Nada juga meluncurkan buku kolaboratif para santri berjudul:
“Ngalamun Dulu, Baru Ngalamin”
Sebuah buku yang menggambarkan pentingnya bermimpi dan menuliskannya, karena dari setiap angan dan lamunan itulah lahir semangat untuk berjuang menjadikannya nyata.
Program GSMB tidak hanya sebatas publikasi buku. Para peserta mendapatkan pelatihan literasi secara mendalam, mulai dari teknik menulis kreatif, penyuntingan naskah, hingga strategi menjadikan tulisan menarik untuk pembaca. Kegiatan ini menjadi oase baru bagi santri untuk terus mengembangkan potensi literasi secara lebih profesional.

Tak hanya itu, seluruh santri Qotrunnada yang mengikuti GSMB tahun ini mendapatkan buku fisik karya sendiri serta penghargaan sebagai Duta Literasi Sekolah, sebuah pencapaian yang memberikan motivasi besar bagi gerakan literasi di lingkungan pesantren.
“Kami merasa ini bukan akhir dari proses menulis, justru ini awal dari perjalanan literasi yang lebih besar. Semoga kegiatan GSMB terus hadir untuk mendorong pelajar di seluruh Indonesia dalam melahirkan karya dan mimpi-mimpi besar,” tutup guru pendamping Qotrunnada penuh harap.
GSMB Nasional terbukti bukan hanya ajang unjuk karya, tapi juga wadah membangun karakter pelajar Indonesia yang berpikir kritis, kreatif, dan komunikatif melalui tulisan. Pondok Pesantren Qotrunnada Depok telah membuktikan, bahwa santri juga mampu menulis dan menginspirasi dunia.
~Salam Literasi
~Jurnalis Team