Oleh : Halimatus Sadiyah
Momentum hari raya masih sangat terasa, hal ini pun menjadi ruang untuk beradaptasi kembali, mengusahakan kebiasaan baik yang dilakukan dibulan ramadhan dan harapannya mampu tersambung untuk kelangsungan hidup selanjutnya.
Dalam kehidupan, ada banyak jalan menuju pencapaian, ada banyak jalan juga menuju kesuksesan dan salah satunya adalah jalur sunyi hal ini dilakukan oleh orang-orang yang memilih berkembang dalam kesunyian mungkin tanpa sorotan, tanpa berbicara dan tanpa kegaduhan. Orang-orang yang berada dalam jalur sunyi tidak mencari pengakuan, tidak menuntut perhatian justru terus melangkah dengan kekuatan dan ketekunan.
Jalur sunyi bukan berarti tanpa tantangan. Justru, mereka yang memilih jalan ini sering kali menghadapi ujian yang lebih berat karena harus berjuang sendiri, mengandalkan ketahanan diri, dan bertarung dengan keraguan yang datang dari dalam maupun luar. Namun, di balik semua itu, ada ketulusan yang mendalam sebuah niat murni untuk menjadi lebih baik tanpa perlu validasi dari siapa pun.
Dalam keheningan, mereka mengasah kemampuan, membangun pondasi yang kuat, dan menanam benih yang suatu hari nanti akan berbuah, meskipun mungkin tak semua orang menyadarinya. Mereka memahami bahwa cahaya tidak perlu selalu bersinar terang untuk membuktikan keberadaannya; cukup dengan tetap menyala, sekecil apa pun, ia tetap memiliki arti.
Jalur sunyi mengajarkan arti kesabaran, ketekunan, dan keikhlasan. Ia membentuk pribadi yang tidak goyah oleh penilaian orang lain, tetapi teguh pada prinsip dan tujuan hidupnya. Pada akhirnya, jalur ini bukan tentang seberapa banyak orang yang melihat, tetapi tentang seberapa jauh seseorang telah berkembang dalam diam.
Dan ketika saatnya tiba, mungkin dunia akan menyadari jejak yang telah mereka tinggalkan bukan karena mereka mencari pengakuan, tetapi karena ketulusan selalu menemukan caranya untuk bersinar, bahkan dalam kesunyian.