By: Jiddah Zainab
Kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Dan dengan kesempurnaanNya Allah menciptakan Rasulullah menjadi makhluq yang sempurna. Dan selain itu tak ada lagi makhluq yang sempurna.
Kita manusia cuma mampu berusaha, berikhtiar menuju sempurna versi manusia.
Jika kita sering menemukan kata perfeksionis, untuk menunjukkan seseorang yang berusaha terlihat sempurna di mata orang lain, maka, makna sempurna disini adalah sempurna versi nya manusia.
Walaupun naluri manusia akan selalu berharap tentang kesempurnaan dalam hidupnya.
Namun sempurna versi manusia amat sangat jauh dengan sempurna versi Rasulullah apalagi sempurna versinya Tuhan.
Ikhtiyar dan tawakkal menjadi pakem manusia untuk mengharapkan kesempurnaan dalam hidupnya. tapi berkeluh kesah tentang ketidaksiapan kita untuk menghadapi problematika hidup tidak akan memberi kita ruang untuk memperbaiki harapan kita tentang kesempurnaan dalam hidup ini.
Kata optimal menjadi tangga menuju sempurna versi manusia. Dan kata ini bisa kita temukan dalam salah satu manfaat dari ilmu management.
Salah satu manfaat mempelajari Ilmu management adalah agar segala sesuatu terlihat optimal atau mendekati sempurna.
Management membutuhkan proses yang di atur secara sistematis dari hulu ke hilir.
Segala sesuatu komponen dalam management di persiapkan sebelum proses dilakukan sampai pada titik evaluasi menuju suatu hasil yang optimal.
Sejati nya, setiap proses yang dalam management yang dilaksanakan sesuai dengan rundown sistematis dalam suatu management, maka akan menghasilkan suatu kesempurnaan.
Namun dalam realita nya, banyak hal yang kita hadapi tanpa ada persiapan sebelum nya.
Bahkan, terkadang waktu sering kali tidak bersahabat dengan kita di moment moment penting dalam perjalanan hidup ini.
Banyak situasi dan kondisi dalam hidup ini yang mendidik kita untuk harus bersiap menghadapi situasi yang mendadak.
Terkadang kita di paksa untuk melakukan suatu proses melalui trial n erorr tanpa punya banyak waktu dalam mencari solusi.
Dunia tidak menunggu kita untuk siap, tapi kita yang harus mampu melatih diri untuk selalu siap, baik dalam situasi dan kondisi yang dipersiapkan dengan baik ataupun dalam kondisi yang serba mendadak.
Karna nya butuh banyak latihan untuk bisa terdidik dalam situasi mendadak dalam mengatasi beberapa permasalahan yang kita hadapi dalam hidup ini.
Pada awal prosesnya, pasti akan berakibat negatif dengan segala ketidaksiapan kita menghadapi moment yang serba mendadak.
Efek negatif dari terdidik dalam situasi mendadak mungkin berakibat pada hasil yang tidak optimal atau sempurna.
Jika mengacu kepada hasil, terdidik dalam situasi mendadak, akan terkesan sangat bertentangan dengan ilmu management. Tapi seyogyanya, kita tetap harus bersiap untuk terbiasa menghadapi dan mengatasi suatu masalah ataupun mengerjakan suatu proses dan mengambil keputusan cepat serta mengerjakan solusi itu dalam waktu yang sempit dan singkat. Dan reflek seseorang menghadapi kondisi ini bisa di sebut sebagai suatu strategy dalam management.
Satu dua kali kita menghadapi situasi mendadak yang memaksa kita bertindak, barang kali bisa menghasilkan keputusan yg kurang tepat.
Learning By Doing bisa jadi latihan yang terus menerus kita lakukan utk bisa terdidik dalam situasi mendadak.
Semakin sering kita berhadapan dengan situasi dan kondisi yang serba mendadak maka alam bawah sadar kita akan belajar merekam situasi kondisi yang ada sehingga memicu sugesti kita untuk dapat menemukan alur yang di butuhkan di saat yang cepat dan tepat.
Satu kata mutiara menyebutkan Ala bisa karna biasa, menjadi gambaran bahwa kebiasaan yang sering kita hadapi akan membuat kita menjadi mampu untuk beradaptasi dalam hidup ini. Beradaptasi dengan situasi yang mendadak ataupun situasi yang masih bisa diatur melalui proses management yang terstruktur.
Moment moment mendadak yang terus menerus kita hadapi dan memaksa kita untuk bergerak mencari dan mengeksekusi solusi, mungkin akan membuat kita menjadi manusia yang terdidik mendadak.
Pada orang orang yang sudah terdidik dalam situasi mendadak, sugesti yang ada akan memunculkan respon gerak cepat dan tepat.
Gerak cepat dan tepat membutuhkan dua dimensi diri secara bersamaan, yaitu dimensi olah fikiran dan dimensi olah badan.
Gerak cepat di lakukan oleh olah badan dan gerak tepat di lakukan oleh olah fikiran.
Dan mungkin saja manusia yang mulai terbiasa terdidik mendadak perlahan akan mampu belajar untuk mendapatkan solusi dengan hasil maksimal.
Semuanya butuh waktu dan proses.
Namun, dunia dan waktu tidak menunggu kita siap. Terdidik dalam situasi mendadak akan melatih kita untuk siap menghadapi dinamika dunia dengan segala problematikanya.
Qotrun Nada, 1 Juni 2025
Special Thank’s to Qotrun Nada Home Squad