By: Jiddah Zainab
Bicara “Tentang Kita” adalah pembicaraan tentang keseluruhan dari Cipta, proses perjalanan dan cita- cita dari setiap personel, baik unsur atau struktur, dari A sampai Z atau mungkin hingga bilangan yang tak terhingga.
Siapapun “Kita”,… pasti selalu berharap yang terbaik dari keseluruhan proses penciptaan, proses perjalanan sampai pada proses pencapaian cita cita , baik untuk pribadi , untuk orang orang tercinta di sekeliling ataupun untuk orang orang yang posisi nya jauh tapi memiliki keterikatan dengan cinta kita.
Namun pada realita nya, tak semua bisa berjalan sesuai dengan keinginan kita.
Terkadang ada beberapa hasil yang tak sebanding dengan prosesnya.
Bahkan ada beberapa kesalahan dalam perjalanan proses, tetapi bisa menghasilkan sesuatu yang nyaris sempurna.
Kita bagaikan pion pion dalam bidak catur yang hanya bisa bergerak melalui tangan tangan Sang Grand Master dalam suatu pertandingan catur.
Hitam dan putih bukan lagi menjadi jaminan pilihan dalam perjalanan panjang ini.
Kita hanya mampu bergerak pada proses perjalanan taqdir tanpa bisa mampu membaca hasil akhir.
Namun KITA harus tetap mempercayai bahwa ada taqdir mubram dan taqdir mu’allaq dalam proses penciptaan dan proses perjalanan sampai pada hasil yang dicita – citakan.
Kita tidak bisa menyalahkan ketidak sesuaian antara hasil dan proses panjang yang sudah dilakukan dengan hampir sempurna karna selalu ada kekuatan dan kekuasaan Tuhan dalam penciptaan taqdir mubram.
Namun demikian, kita harus tetap berusaha untuk berbuat semaksimal mungkin dalam suatu proses, sebagai bentuk tanggung jawab kita terhadap apa yang sudah Tuhan tetapkan sebagai cara kita menyikapi taqdir muallaq dari Tuhan.
Taqdir mubram dan taqdir muallaq yang membentuk unsur dan struktur dalam proses penciptaan dan proses penjalanan dari A hingga Z hingga membentuk suatu kesatuan bentuk yang akan di hasilkan.
Kisah Minor tentang Nabi Musa dan Musa Samiri adalah contoh bagaimana cara kita mensikapi hasil akhir dari proses penciptaan dan proses perjalanan.
مَنْ لَمْ يُخْلَقْ سَعِيْدًا مِنَ الاَزَلِ فَقَدْ خَابَ مَنْ رَبَّاهُ وَخَاب المُؤَمِّلُ
فَمُوسَي الَّذِي رَبَّاهُ جِبْرِيل كَافِرٌ وَمُوْسَى الّذِي رَبَّاهُ فِرعَونَ مُرسَلٌ
Artinya: Barang siapa yang tidak ditakdirkan menjadi orang yang beruntung sejak zaman azalinya, maka akan kecewalah orang orang yang mengasuh dan berharap padanya. Seperti Musa (Samiri) yang menjadi kafir walau dalam pengasuhan Jibril, Sedang Musa A.S. menjadi Rasul walau diasuh oleh Fir aun.
Syair diatas menggambarkan fenomena ,bahwa walaupun semua proses sudah dijalankan sesuai dengan kemauan dan kemampuan, namun taqdir masing masing dari KITA adalah kuasa Tuhan.
Hak Preogatif Tuhan, membentuk musa samiri menjadi kafir dan menyesatkan Bani Israil dari ajaran Tuhan walau melalui proses pengasuhan Malaikat jibril.
Sebagaimana Tuhan membentuk Musa bin Imran menjadi Nabi dan Rasul walau melalui proses pengasuhan Firaun yang sangat dzolim
Hal yang harus di ingat dan di fahami adalah jangan pernah menyalahkan proses karna KITA tidak akan mampu menjalani proses menjadi KITA yang sekarang tanpa adanya sinergi.
Melupakan sinergi bisa juga menimbulkan hilangnya jati diri.
Bahkan akan lebih parah lagi jika sampai dititik menyalahkan proses panjang yang sudah dijalankan baik tanpa bantuan orang atau apalagi jika proses panjang itu lewat bantuan banyak tangan.
Jangan pernah menyalahkan proses dan sinergi, karna bisa jadi sinergi dari diri kita pribadilah yang menjadikan KITA seperti di posisi, situasi dan kondisi sekarang ini.
Jika KiTA tak sanggup mengapresiasi suatu proses kebaikan dengan cara terbaik , berarti KITA lupa bahwa Tuhan selalu menyiapkan balasan kebaikan dengan cara dan rasa yang terindah dan terbaik.
Namun jika tak sanggup mengucapkan syukur atas proses panjang kebaikan yang telah dijalankan maka Tuhan punya kekuasan untuk menyiapkan balasan pedih terhadap suatu pengingkaran.
Point Of View Tentang KITA adalah bahwa KITA adalah gabungan dari taqdir Mubram dan Taqdir muallaq beserta konsekwensi hukum tabur tuai dari proses panjang yang telah, sedang dan akan kita jalankan sebagai diri pribadi masing masing dari KITA atau konsekwensi hukum diri pribadi KITA sebagai bagian dari komunitas yang sedang berproses bersama.
إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا
Artinya: Jika kamu berbuat kebaikan, maka (manfaatnya) untuk dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat kejahatan maka (bahayanya) akan menimpa diri mu sendiri juga.
Jadi Bersiap untuk menjalani resiko dalam setiap tindakan adalah cara KITA menyikapi taqdir dari masing masing diri.
Dan refleksi diri menjadi salah satu jalan untuk memahami proses panjang tentang jati diri KITA ,…dulu, kini dan nanti.
My expressing opinion for some one adalah persembahkan Good Effort sebagai Bentuk apresiasi kita terhadap proses panjang kebaikan yang telah diupayakan oleh institusi almamater terhadap kita selama ini.
Jika selama bertahun tahun anda menjadi bagian dari Kita, berproses bareng bersama kita, namun belum mampu memberikan standing applause terhadap proses dan hasil akhirnya, paling tidak, anda jangan pernah ikut berkontribusi untuk merendahkannya.
Karna anda adalah bagian dari kita.
Good Effort
Kalau kau belum mampu membahagiakannya, Jangan kau menyakiti hatinya
Kalau kau belum mampu menghargainya, jangan lah kau merendahkannya
Kalau kau belum mampu memujinya, jangan lah kau menghinakannya
Kalau kau belum mampu menguatkan hatinya, jangan lah kau melemahkan jiwanya
Kalua kau belum mampu membalas ketulusannya, jangan lah kau mengelabuinya
Kalau kau memintanya bertahan, jangan lah menyiksa jiwanya
Kalau kau belum mampu berada di posisinya, janglah kau menghakiminya
Setiap orang punya rasa dan cara berbeda dalam menjalani taqdirnya.
لَستُ بِهَيّابٍ لِمَن لا يَهابُني #وَلَستُ أَرى لِلمَرءِ مَن لا يَرى لِيا
إِن تَدنُ مِنّي تَدنُ مِنكَ مَوَدَّتي #وَإِن تَنأَ عَنّي تَلقَاني عَنكَ نائِيا
Qotrun Nada , 7 Juli 2025