يَا رَسُولَ اللهِ مَغْفِرَتُكَ أَوْسَعُ مِن ذُنُوبَنَا وَرَحْمَتُكَ أَرْجَى عِندَنَا مِنْ أَعْمَالِنَا

Bagikan

WhatsApp
Facebook
LinkedIn
X

DR(HC), Habib Abu Bakar bin Hasan Al Attas Az Zabidi

Mufti Besar Empat Kesultanan Indonesia Timur

يَا رَسُولَ اللهِ مَغْفِرَتُكَ أَوْسَعُ مِن ذُنُوبَنَا

وَرَحْمَتُكَ أَرْجَى عِندَنَا مِنْ أَعْمَالِنَا

Wahai Rasulullah…

Ampunanmu lebih luas daripada dosa-dosa kami,

dan rahmatmu lebih kami harapkan dari pada amal-amal kami.

Penjelasan dari kalimat diatas adalah sebagai berikut:

Allah SWT berfirman:

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَّسُولٍ إِلَّا لِيُطَاعَ بِإِذْنِ اللهِ وَلَوْ أَنْهُمْ إِذْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ جَاءُوكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللَّهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُوا اللهَ تَوَّابًا رَّحِيمًا (النساء: (4: 64)

Artinya: Dan Kami tidak mengutus seorang rasul melainkan untuk ditaati dengan izin Allah. Dan sungguh sekiranya mereka setelah menzalimi dirinya datang kepadamu (Muhammad), lalu memohon ampunan kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang. (An-Nisa’/4:64)

النَّبِيُّ أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنفُسِهِمْ وَأَزْوَاجَةً أُمَّهْتَهُمْ (الاحزاب / (33) : (6)

Artinya: Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukmin dibandingkan diri mereka sendiri dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka. (Al-Ahzab/33:6)

ومَا كَانَ اللهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ (الانفال/ (8) : (33)

Artinya: Allah tidak akan mengazab mereka, selama engkau (Muhammad) berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka (masih) memohon ampunan. (Al-Anfal 8:33)

وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَنًا إِمَّا يَبْلُغَنَ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلْهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أَفِ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا (الاسراء (17) : (23)

Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. (Al-Isra/17:23)

Mengapa kita meminta ampun kepada Nabi ? jawabannya adalah karena kita sangat banyak melakukan kesalahan kepada Nabi dan menyakiti perasaan hati Nabi, seperti tidak taat kepada Nabi, banyak hal yang diperintahkan oleh Nabi tetapi kita tidak mengerjakannya, dan banyak hal yang dilarang oleh Nabi tetapi kita tetap melanggarnya, dan ini tentunya adalah dosa terhadap Nabi, dan jaga dosa kepada Allah, padahal Allah memerintahkan kepada kita dalam firman-Nya untuk taat kepada Allah dan taat kepada Rasul.

Jika kita tidak taat kepada kedua orang tua, itu artinya kita durhaka terhadap mereka, dan itu adalah dosa yang wajib atas kita untuk meminta maaf dan memohon ampun kepada mereka, kedurhakaan terhadap mereka juga termasuk dosa kepada Allah, karena Allah yang memerintahkan dalam Firman-Nya untuk berbuat baik serta berbakti kepada kedua orang tua.

Andai kita hanya memohon ampun kepada Allah tetapi tidak meminta ampun kepada kepada kedua orang tua pastilah permohonan ampun kita akan ditolak oleh Allah

Bukankah Rasulullah SAW mengatakan dalam sabdanya: Keridhoan Allah terletak pada keridhoan kedua orang tua.

Jika dosa kepada kedua orang tua, kita wajib meminta maaf dan memohon ampun, lalu hagaimana jika dosa dan kesalahan itu kita lakukan kepada Rasulullah SAW ? sementara kita tidak pemah meminta ampun dan meminta maaf kepada beliau ?

Jika ridho Allah terletak pada keridhoan kedua orang tua, bukankah keridhoan Allah juga terletak pada keridhoan Rasul-Nya, dan keridhoan Rasul tentu lebih utama, artinya ini termasuk min bab aula… (lebih utama) karena Rasulullah SAW mermiliki hak yang jauh lebih besar dari pada hak kedua orang tua terhadap kita.

Sayyidi Al Imam Abdullah bin Alwi Al Haddad ra berkata dalam munajat syairnya:

يا سيدي يا رسول الله – يا من له الجاه عند الله

إنّ المسيئين قد جاءوك – بالذّنب يستغفرون الله

“Wahai Tuanku, Wahai Rasulullah… wahai yang mempunyai kedudukan sangat tinggi di sisi Allah….

Sungguh orang yang berdosa ini telah datang kepadamu, dengan membawa tumpukan dosa-dosa, dan kini berharap agar engkau memintakan untuk kami ampunan kepada Allah…“

Dan ungkapan permohonan ini adalah termasuk dari bab Dzauq (ungkapan perasaan hati yang halus dan tulus di hadhiratnya Rasulullah SAW.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *