Wanita dan Mental Health (Merdeka Versi Sederhana)

Bagikan

WhatsApp
Facebook
LinkedIn
X

By: Jiddah Zainab

Semua manusia pasti berharap memiliki kehidupan yang ideal baik kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat nya.

Jika mungkin, semua manusia akan memilih dilahirkan melalui orang tua yang sempurna, di didik dengan sistem pendidikan yang paripurna, bekerja sesuai dengan minat bakatnya, menikah dengan pasangan yang saling mencintai, melahirkan anak keturunan yang sholeh dan shalehah, memiliki keluarga bahagia dan kelak Allah mewafatkan nya dalam husnul khotimah dan masuk surga.

Tapi semua nya mungkin hanya sekedar cita cita dan kumpulan doa terbaik yang selalu kita panjatkan dalam kehidupan kita sehari hari.

Karna realitanya, sebagai Makhluq Allah, kita semua faham bahwa kekuatan Allah menyelimuti setiap hamba melalui tulisan taqdir masing masing manusia di lauh mahfudz saat kita berumur 4 bulan di rahim ibu.

Allah mengutus salah satu malaikat untuk menulis kan 4 ketetapan taqdir bagi semua manusia terkait tentang ketentuan rizki, tentang ajalnya, tentang amal perbuatannya, tentang kondisi kehidupan nya, apakah bahagia atau sebaliknya.

Hadits Rasul itu benar adanya, namun kita tidak harus menjadi pesimis, karna Allah juga memberikan solusi dari setiap kesulitan hidup melalui ikhtiyar dan doa hingga kita mendapat ridho Allah, Dan jika Allah ridho, maka Allah berkuasa penuh terhadap perubahan taqdir yang ada.

Penciptaan Allah atas makhluq yang berbeda jenis antara pria dan wanita atau jantan dan betina, meliputi perbedaan fisik dan psikis dengan berbagai hikmah di dalamnya.

Perbedaan fisik pria wanita, bisa terlihat dengan kasat mata, sedangkan perbedaan psikis hanya bisa di lihat dalam situasi atau kondisi tertentu saja.

Salah satu kondisi psikis  mungkin bisa di lihat adalah respon seseorang terhadap situasi yang sedang di hadapi.

Secara umum , ada beberapa pendapat bahwa pria lebih mengedepankan logika dan wanita lebih mengedepankan perasaannya terhadap satu situasi yang sedang di hadapi.

Namun demikian pendapat tersebut tidak bisa di jadikan panduan baku, karna ada beberapa kasus juga wanita mampu berfikir logic dalam sesuatu kasus jika kondisi psikisnya benar benar prima di dukung ilmu di miliki dan di fahami serta ajaran agama yang di anutnya dengan baik.

Allah menciptakan wanita dengan kepekaan perasaan yang sangat halus. Ini adalah sebuah anugrah terbesar yang harus di syukuri oleh para wanita. Kadang dengan kepekaan ini , ada hal – hal yang bisa di rasakan lebih dahulu oleh wanita pada firasatnya  sebelum seorang laki laki menemukan realitas kehidupannya.

Sejak Nabi Muhammad SAW di utus Allah,  waanita  memiliki posisi yang strategis dalam keluarga, dalam lingkungan masyarakat bahkan dalam suatu negara.

Ada satu pepatah arab mengungkapkan:

المرأة عماد البلاد اذا صلحت صلحت البلاد واذا فسدت فسدت البلاد

Wanita itu bisa jadi tiang negara, jika kondisi wanita itu baik  maka baik lah suatu negara dan jika kondisi wanita itu rusak, maka rusaklah suatu negara.

Pengertian ungkapan negara dalam skala kecil adalah kondisi sebuah keluarga. Jika wanita dalam suatu keluarga itu baik, maka  keluarga itu akan baik dan jika kondisi wanita dalam keluarga rusak, maka kondisi keluarga itu juga akan rusak.

Saat masih kecil, anak perempuan menjadi primadona ayah dan ibu nya.

Dan jika ayah dan ibu nya mampu mendidik dengan baik, maka seperempat awal bangunan kepribadian wanita telah tersusun.

Pendidikan awal yang di peroleh wanita (sebagai anak perempuan) di lingkungan keluarganya memiliki seperempat awal ruang kontribusi terhadap pembentukan pribadinya.

Pendidikan formal (sekolah) dan informal (ajaran agama dan etika) juga mendukung bangunan kepribadian seorang wanita, sehingga wanita itu mulai memiliki prinsip- prinsip hidup yang mulai terpatri dalam jiwanya.

Kualitas seorang wanita secara intelektual dalam pola fikirnya dan emosional dalam etika nya. mampu mempengaruhi semua peran wanita dalam keluarga ataupun masyarakat yang dihadapi nya.

Point diatas laksana puzzle yang menjadi seperempat kedua dari kontribusi bangunan kepribadian seorang wanita.

Fase berikut nya adalah takala wanita mulai menjalankan berbagai talent dalam kehidupan bermasyarakat. Karena lingkungan masyarakatnya akan menjadi ajang refleksi dan aplikasi dari apa-apa yang telah di terimanya di lingkungan keluarga dan sekolah sebelum memasuki gerbang pernikahan.

Asimilasi dan sosialisasi wanita dengan lingkungan masyarakat menjadi seperempat ketiga yang berkontribusi terhadap kepribadiannya sebelum memasuki gerbang pernikahan.

Seorang lelaki yang kelak akan meminang nya menjadi seorang istri, adalah lelaki asing yang sering kali tidak memiliki kontribusi di awal penjalanan hidup wanita tersebut.

Lelaki yang akan menjadi suaminya, kadang mendapatkan wanita hampir sempurna berkat didikan keluarga wanita tersebut. Dimana keluarga wanita tersebut telah memberikan mental health terhadap kepribadian wanita tersebut.

Mental health menjadi salah kebutuhan penting bagi kehidupan wanita.

Mental health meliputi kondisi kesejahteraan seseorang, kondisi emosional, kondisi psikologis dan kondisi sosial seseorang.

Seorang wanita di nikahi atas nama Allah dan Rasul, bukan untuk di jadikan baby sitter atau asisten rumah tangga yang bertugas memasak mencuci dan mengasuh anak serta mengatur semua urusan rumah tangganya.

Suatu pernikahan membutuhan effort yang di lakukan bersama sama dan berdampingan dengan pasangan, sepanjang jalan  pernikahan.

Menikahi seorang wanita inti nya adalah membangun satu generasi dengan cinta dan bekerjasama secara berdampingan dengan saling menjaga keutuhan mental health pasangan secara bersamaan.

Allah memberikan kemampuan kepada seorang wanita untuk. menjalani berbagai peran dalam satu waktu di siklus kehidupannya.

Wanita bisa memasak sambil mencuci, sambil mengasuh anak bahkan bisa menjalani peran lainnya di satu waktu.

Tentu saja, ini membutuhkan mental health yang akan menunjang agar semua peran itu bisa dijalankan dengan baik.

Kualitas pendidikan yang di peroleh seorang wanita dalam keluarga dan masyarakat melalui pengamalan ajaran agama yang di jalankan dengan baik akan berkembang dengan baik jika dalam pernikahan memiliki kesinambungan untuk menunjang mental health nya.

Namun mental health bersifat dinamis, yang bisa berubah dalam suatu situasi atan kondisi seseorang.

Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik.

Kalau di abaikan akan menjadi bom waktu yang merusak fisik dan psikis seseorang.

Ada beberapa kasus rumah tangga menggambarkan bahwa sejahtera secara ekonomi saja tidak cukup untuk menjaga mental health seorang wanita.

Seseorang yang di taqdirkan menjadi pasangan hidup wanita memiliki peluang untuk menyempurnakan seperempat terakhir bangunan kepribadian seorang wanita.

Allah menciptakan seorang laki laki menjadi suami dan pemimpin keluarga, karna laki laki itu di beri anugerah berupa kekuatan (Bahasa Al Qur’an: Qowwamuun) untuk bisa menjaga pasangan hidupnya dengan baik.

Dengan anugrah berupa kepekaan rasa yang di miliki wanita dan kekuatan fisik yang dimiliki pria mungkin bisa jadi kolaborasi yang  indah jika di olah oleh tangan yang tepat.  Hendaknya seorang yang kelak memjadi pasangan hidupnya, mampu mengolah kepekaan rasa itu menjadi susunan emosional yang terarah melalui komunikasi yang baik dalam rumah tangga.

Wanita yang  mulai berperan sebagai ibu adalah rumah pendidikan pertama bagi generasi penerus, dimana sang ibu harus mampu mengelola mentalnya dengan baik sebagai bentuk kesiapan dirinya untuk.mendidik diri nya sebelum mendidik anak anak nya.

Wanita sebagai ibu yang menjadi contoh terbaik untuk anak anak nya memang memiliki point penting, namun  kesehatan mental wanita harus menjadi dasar kuat bagaimana wanita itu bisa mengekspresikan tauladan akhlaq kepada anaknya.

Jika pasangan hidupnya tidak mampu menjaga mental health seorang Wanita maka akan berefek buruk terhadap pondasi kepribadian yang telah dimiliki sebelumnya bahkan dapat ber efek buruk juga terhadap anak anak yang ada dalam pengasuhannya.

Dan jika tidak segera ditanggulangi dengan baik, seorang istri atau seorang ibu yang tidak memiliki mental health yang baik, mungkin akan berakibat pada rusaknya satu level generasi dalam keluarga tersebut.

Karna bisa jadi efek buruk pertama akan di terima oleh anak anak yang ada dalam pengasuhan sang Ibu yang dalam kondisi fisik atau psikis yang tidak baik.

Suami hendaknya harus menjadi support system bagi mental health sang istri yang merupakan ibu dari anak anaknya.

Jika seseorang yang ada dilingkungan luar dirinya merusak mental health nya, kadang si wanita masih mampu berfikir jernih jika support system nya (pasangan hidup) masih berada di sisinya dan memberikan dukungan secara mental.

Tapi jika suami sebagai support system yang merusak mental healthnya, maka akan berakibat fatal terhadap kondisi psikis wanita tersebut.

Kondisi traumatik laki laki dan wanita bagaikan langit dan bumi.

Perbedaan respon antara pria dan wanita terhadap suatu trauma bisa jadi terjadi karena banyak wanita yang lebih mengedepankan perasaaan nya, sedangkan pria atau suami lebih mengedepankan logika.

Jika wanita hanya berpegang kepada anugrah Allah berupa kepekaan perasaan, tanpa di landasi pengamalan ajaran Agama dengan berpegang teguh kepada Tuhan  maka dia akan terombang ambing oleh gelombang perasaanya sendiri. Dan jika perasaan tidak di ikat dengan ilmu dan ajaran agama maka akan meyebabkan kehilangan arah, laksana perahu tanpa nahkoda yang berlayar di lautan luas.

Bangunan kepribadian yang utuh harus tetap dijaga melalui latihan psikis yang di landasi ilmu dan etika dalam agama.

Belajar mencintai diri sendiri sebelum meletakkan cinta untuk orang lain (termasuk suami dan anak anaknya)adalah salah satu cara latihan yang harus dilakukan oleh seorang wanita untuk mencapai mental health yang di dambakan.

Terpenjara oleh Cinta orang lain walaupun (pasangan hidup) adalah love abuse yang akan merusak mental health seseorang.  Karena cinta orang lain itu di dasari tentang pemenuhan kebutuhan eksternal. Tapi mencintai diri sendiri lebih kepada pengolahan kebutuhan internal diri.

Bersyukur atas apa yang Allah beri bukan cuma berucap Hamdalah dan menghamba diri kepada apa yang telah Allah beri. Tetapi lebih kepada menghargai dan menggunakan ni’mat itu secara proposional demi tujuan akhirat sehingga fisik dan psikis  tetap merdeka dan tidak di sandera oleh ni’mat versi dunia.

Tuhan akan selalu ada untuk mu saat kau merasa berjuang sendirian untuk merdeka secara psikis demi tercapainya mental health.

Upaya Belajar mencintai diri sendiri dapat di lakukan dengan menggali potensi diri melalui kegiatan bermanfaat yang berkaitan dengan pengamalan ajaran agama yang baik dan meluaskan ilmu pengetahuan tentang mental health yang harus dimiliki sehingga wanita tersebut mampu menjalan kan peran nya dengan baik, sebagai seorang anak perempuan yang shalihah bagi orang tuanya, sebagai istri yang shalihah bagi suami nya, sebagai ibu shalihah bagi anak anak nya.

Dengan berusaha terus untuk belajar mencintai diri sendiri, seorang wanita akan memiliki karakter yang kuat dan hebat karena tetap memegang teguh prinsip hidup yang tidak bertentangan dengan ajaran agama.

Wanita hebat adalah wanita yang tahu arah dan tujuan hidupnya, punya langkah yang tegas, yang tidak akan membiarkan pendapat orang lain  mengubah prinsip prinsip hidupnya.

Di zaman sekarang ini Berusaha mandiri secara finansial juga mampu mendukung mental health seorang wanita, sekalipun kegiatan perekonomian itu di lakukan di dalam rumah.

wanita yang mandiri secara finansial akan membuat wanita memiliki separuh point dari kepercayaan dirinya, karna dia mampu berdiri diatas kaki sendiri dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga nya, sedangkan separuh point lainnya adalah wanita yang sehat secara fisik dengan menjaga kesehatan tubuhnya.

Tubuh yang sehat akan menumbuhkan fikiran fikiran positif dari hati yang lapang, yang membantu menumbuhkan mental health dari dalam pribadinya, apalagi jika pasangan hidup yang seharusnya jadi support system, tidak berpihak kepadanya.

Terus belajar Mencintai diri sendiri juga bisa di lakukan dengan Lebih memilih kualitas circle pertemanan yang sportif yang akan membuat pribadinya berkembang dengan baik, dari pada memilih kuantitas pertemanan yang hanya menonjolkan pembuktian atau validasi diri yang membuat hanyut pada arus orang banyak, hanya karna ingin di terima oleh semua komunitas.

Merdeka dalam persepsi sederhana bagi wanita adalah jika  wanita mampu mengolah semua potensi diri dan potensi lingkungan di sekitar nya dengan baik sehingga mampu merdeka secara fisik dan psikis meliputi merdeka dalam prinsip hidup, merdeka secara finansial, tanpa melupakan kekuatan Tuhan dalam setiap doa dalam langkah hidupnya.

Karna dengan pemahaman dan pengamalan agama yang baik membuat wanita faham bahwa banyak logika yang tidak bisa di jangkau kecuali dengan doa dan keyakinan yang kuat kepada Tuhan.

Merdeka secara psikis juga bisa dilakukan dengan mengurangi ekspektasi berlebih kepada orang lain (termasuk suami dan anak). Karna berharap secara berlebihan kepada manusia, (siapapun mereka) akan memunculkan kekecewaan jika tidak sesuai keinginan sehingga bisa merusak mental health yang sudah terbangun sebelumnya.

Kemerdekaan wanita sederhana dengan mental health yang baik laksana akar pohon (walau kadang aktifitas nya tidak terlihat), tapi mampu tumbuh berkembang  kuat dengan menyerap dan mengolah  air hujan yang akan menjadi sari makanan dari kehidupan  dalam tanah, sehingga kekuatan akar ini  mampu menopang batang pohon (baca: rumah tangganya), bahkan juga bisa memunculkan bentuk indah dalam sosok sosok bunga  bermekaran yang kelak menjadi buah buahan (baca: anak keturunannya) dengan beraneka ragam rasa tapi memiliki banyak manfaat buat semua makhluq Tuhan Yang Maha Esa.

MERDEKA !!!

Self Reminder

Qotrun Nada 2

Cijeruk,17 Agustus 2025

2 Responses

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *